Transendensi merupakan dasar dari dua unsurnya yang lain.
Transendensi hendak menjadikan nilai-nilai transendental (keimanan)
sebagai bagian penting dari proses membangun peradaban. Transendensi
menempatkan agama (nilai-nilai Islam) pada kedudukan yang sangat sentral
dalam Ilmu Sosial Profetik.
Ekses-ekses negatif yang ditimbulkan oleh modernisasi mendorong
terjadinya gairah untuk menangkap kembali alternatif-alternatif yang
ditawarkan oleh agama untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
kemanusiaan. Manusia produk renaissance adalah manusia antroposentris
yang merasa menjadi pusat dunia, cukup dengan dirinya sendiri. Melalui
proyek rasionalisasi, manusia memproklamirkan dirinya sebagai penguasa
diri dan alam raya. Rasio mengajari cara berpikir bukan cara hidup.
Rasio menciptakan alat-alat bukan kesadaran. Rasio mengajari manusia
untuk menguasai hidup, bukan memaknainya. Akhirnya manusia menjalani
kehidupannya tanpa makna.
Di sinilah transendensi dapat berperan penting dalam memberikan makna
yang akan mengarahkan tujuan hidup manusia. Islam dapat membawakan
kepada dunia yang sekarat, bukan karena kurang alat atau teknik, akan
tetapi karena kekurangan maksud, arti dari masyarakat yang ingin
merealisir rencana Tuhan. Nilai-nilai transendental ketuhanan inilah
yang akan membimbing manusia menuju nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Transendensi adalah dasar dari humanisasi dan liberasi. Transendensi
memberi arah kemana dan untuk tujuan apa humanisasi dan liberasi itu
dilakukan. Transendensi dalam Ilmu Sosial Profetik di samping berfungsi
sebagai dasar nilai bagi praksis humanisasi dan liberasi, juga berfungsi
sebagai kritik. Dengan kritik transendensi, kemajuan teknik dapat
diarahkan untuk mengabdi pada perkembangan manusia dan kemanusiaan,
bukan pada kehancurannya. Melalui kritik transendensi, masyarakat akan
dibebaskan dari kesadaran materialistik-di mana posisi ekonomi seseorang
menentukan kesadarannya-menuju kesadaran transendental. Transendensi
akan menjadi tolok ukur kemajuan dan kemunduran manusia.
0 comments:
Post a Comment