Ini bukan sejenis horoskop atau ramalan rajah tangan. Tapi cara kuno yang mampu membaca dan mengenal beragam watak atau kepribadian orang. Banyak individu memakai enneagram dalam pergaulan untuk mencegah konflik dengan orang lain, dan tak sedikit perusahaan memanfaatkannya agar tak salah memilih calon karyawan.
Paling tidak sekali dalam hidup, kita pernah mengalami konflik dengan orang lain. Apakah dengan teman, atasan, bawahan, atau bahkan orang-orang yang kita cintai. Penyebabnya sering kali bermuara pada perbedaan sikap, pendapat, dan cara pandang sebuah persoalan.
Simbol enneagram berupa lingkaran dengan sembilan titik geometris yang memilah sembilan tipe dasar kepribadian manusia serta hubungan antarpribadi yang kompleks. Kesembilan tipe itu adalah:
1.Tipe Pekerja-Perfectionist
Menggambarkan orang yang selalu mengejar kesempurnaan. Mereka biasanya memperhatikan segala sesuatu sampai sedetail-detailnya. Tak mudah menyerah meski harus menanggung beban berat. Namun karena menuntut setiap orang juga harus sempurna, mereka cenderung mencari-cari kesalahan. Di kantornya mereka amat sensitif terhadap berbagai kesalahan atau perlakuan tidak adil dari atasan.
Untuk membebaskan diri dari obsesi kesempurnaan, mereka perlu mempelajari konsep pertumbuhan. Melalui proses pertumbuhan itu, mereka bisa memperlakukan diri sendiri maupun orang di sekitarnya dengan lebih baik.
2.Tipe Penolong - Giver
Yaitu orang yang amat bersahabat, penuh perhatian, dan rela melayani sesama. Mereka selalu berusaha keras untuk berbuat baik pada sesama. Bila sampai dikecewakan atau dikritik lantaran terlalu mencampuri urusan orang lain, mereka akan marah. Meskipun secara nyata tidak menuntut balas jasa, sebenarnya mereka mengharapkan perhatian atau setidaknya pengakuan atas apa yang mereka lakukan untuk orang lain.
Tipe orang macam ini sebaiknya disadarkan bahwa membantu orang lain toh bisa dilakukan tanpa harus mengorbankan kepentingan diri. Usaha mencapai tujuan harus dilakukan dengan caranya sendiri tanpa perlu memanipulasi pihak lain dengan bermacam-macam bantuan.
3.Tipe Motivator - Achiever
Tipe ini biasanya workaholic yang amat terobsesi dengan efisiensi. Mereka cenderung menentukan target yang tinggi dan bekerja amat efisien guna mencapai sukses. Kalau perlu tak segan-segan mengesampingkan kepentingan keluarga dan bahkan kesehatannya. Tak jarang mereka menuntut kadar komitmen yang sama terhadap para bawahannya.
Pribadi tipe ini sebaiknya memiliki standar untuk mengukur kapasitas kerja tanpa harus dihubungkan dengan tujuan, efisiensi atau sukses perusahaan. Lebih bagus bila dalam berperilaku kerja menyertakan unsur kejujuran diri dan rasa belas kasihan terhadap sesama.
4.Tipe Individualis - Romantic
Yaitu orang yang selslu menempatkan keunikan diri, kreativitas, dan emosi pada tingkat yang paling tinggi. Karena melihat dirinya sebagai insan yang berbeda dengan orang lain, mereka tidak senang pada hal-hal yang bersifat biasa-biasa saja. Setiap orang harus punya keunikan yang menonjol. Terobsesi bekerja dengan caranya sendiri yang unik, sehingga lebih suka menutup pintu untuk kerja sama dengan orang lain. Orang seperti ini kalau diberi kebebasan akan cenderung soliter dan bahkan terisolasi dari lingkungan sekitar.
Selain memanfaatkan keunikannya secara optimal, mereka harus belajar menerima keragaman. Dunia ini penuh perbedaan. Kalau hidup setiap orang hanya berporos pada dirinya sendiri dan melupakan pergaulan dengan orang di sekitarnya, nantinya justru akan terasa sepi.
5.Tipe Pemikir - Observer
Biasanya pintar, berpikir analitis, dan tegas dalam mengambil keputusan, namun miskin dalam pergaulan. Boro-boro harus meluangkan waktu untuk bertukar pikiran atau perasaan dengan orang lain, perhatiannya melulu hanya pada bidangnya dan terlalu ngoyo dalam mengejar ilmu. Sayangnya, meski intelektualnya tak diragukan, mereka malas bekerja.
Orang tipe ini perlu belajar mengambil inisiatif untuk mengenal, berinteraksi dengan orang lain, serta mampu mengendalikan emosi. Dengan demikian mereka akan menemukan kebijsaksanaan dan kekuatan yang sebelumnya selalu dihindari.
6.Tipe Loyalitas - Doubter
Umumnya bisa dipercaya, jujur, dan bertindak sesuai hukum dan norma yang berlaku. Pembawaannya cenderung hati-hati dan selalu cemas, dan terbawa terus dalam pekerjaan. Kalau kecemasaannya tidak terkontrol, biasanya tidak mampu membuat keputusan atau bertindak sesuai kehendak.
Orang seperti ini perlu memiliki rasa percaya diri yang besar dalam lingkungannya. Kalau bisa diyakinkan bahwa mereka memiliki relasi yang dapat dipercaya, pelan-pelan kecemasan itu akan hilang dan mereka mampu meraih prestasi yang lebih dari biasanya.
7.Tipe Entusiastis - Dreamer
Selalu bersikap optimistis akan masa depan meski dalam kondisi buruk sekalipun. Mereka akan berusaha sebaik-baiknya untuk menghindari stres. Tapi bila situasi semakin memburuk, dengan gampang banting stir, memilih pekerjaan lain yang dianggap lebih baik. Mereka susah menerima kegagalan atau penderitaan.
Orang macam ini harus dilatih untuk bisa menerima penderitaan atau kegagalan, sehingga mereka tidak akan jatuh ke dalam obsesi keberhasilan terus. Keberanian menghadapi tantangan perlu terus dipupuk. Jelasnya, ia harus pernah mengalami kegagalan dalam dunia nyata.
8.Tipe Pemimpin - Leader
Yaitu orang yang dikaruniai kekuatan dan kemampuan mempengaruhi orang, namun cenderung tampil "kejam" terhadap dunia sekitarnya. Mereka tidak mau kompromi dengan apa yang telah diyakininya. Kalau memegang kekuasaan, bisa berbahaya, karena cenderung otoriter.
Mereka terobsesi oleh keadilan. Berpegang pada kebenaran yang diyakininya, serta berjuang untuk memperbaiki ketidakadilan yang ada di lingkungannya. Di sisi lain, menutup telinganya sendiri untuk mendengarkan pendapat orang lain yang berbeda. Alhasil, sering terjerat dalam banyak konflik.
Orang tipe ini harus belajar memahami dan memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama. Mereka yang menyadari kelemahannya sendiri justru secara alami akan menjadi kuat, tanpa harus menindas atau menakuti orang lain dengan kekuatan.
9.Tipe Cinta Damai - Diplomat
Terlihat dari kepribadiannya yang tidak menyukai persaingan. Mereka selalu berusaha agar lingkungannya menjadi tenang dan damai. Namun, tidak mampu mengutarakan pendapatnya secara jelas dan transparan. Sehingga orang lain sering tak bisa menangkap maksudnya. Pembawaannya terlalu rendah hati, merasa tidak begitu berarti dan tidak penting bagi orang lain.
Pribadi macam ini perlu didorong untuk menyadari bahwa dirinya manusia yang berharga. Mata hatinya harus terbuka ke dunia luar yang lebih luas. Perlu juga ditumbuhkan suatu keberanian menghadapi konflik. Sehingga mereka berani mengatakan apa yang diinginkan meski terkadang menyebabkan timbulnya konflik.
0 comments:
Post a Comment