Campbell
bukan orang sembarang di dunia teknologi. Dia pernah menjabat sebagai
Wakil Presiden Marketing Apple dan kini menjadi Ketua Dewan dan mantan
CEO Intuit Inc, perusahaan pembuat software akuntansi.
Lelaki
yang mengenal Steve Jobs sejak 1983 ini mengakui Jobs adalah tokoh
sentral di perusahaan berlogo buah apel yang “kroak” di salah satu
sisinya itu.
Menurut
American Customer Satisfaction Index (ACSI) University of Michigan,
Apple adalah perusahaan di industri komputer yang berhasil meraih indeks
kepuasan pelanggan tertinggi selama tujuh tahun berturut-turut.
Tak
cuma untuk desk komputer, Apple juga pioner di perangkat berbasis
sentuh. Lihat saja iPod touch, iPhone, dan iPad, tak ada papan ketik di
gadget itu.
Dari
sisi pemasaran Apple memiliki kontrol penuh atas produknya. Berbeda
dengan perusahaan teknologi lainnya, seperti Google dan Microsoft
misalnya, yang hanya membuat software, sehingga membutuhkan bantuan
perusahaan lain untuk membuatnya nyata.
Melalui
Apple App Store, perusahaan itu juga tidak gengsi menjual aplikasi
seharga di bawah US$ 1 agar pengguna lebih merasakan keberadaannya.
Tak cukup dengan toko aplikasi, Jobs punya cita-cita supaya produknya tak hanya jadi pajangan di toko elektronik.
Pria yang kini berjuang melawan penyakit kanker pankreas itu memutuskan membuat toko khusus Apple.
Apple
Store pertama kali didirikan 10 tahun lalu di Mall Tysons Corner Center
di McLean, Virginia, Amerika Serikat. Kini Apple sudah mendirikan lebih
dari 300 toko dengan desain minimalis dan menonjolkan elemen kaca,
stainless steel, serta kayu, di seluruh dunia.
Tak
mengherankan bila Apple ternyata lebih kaya ketimbang Pemerintah
Amerika Serikat. Uang kas Apple mencapai US$ 76,4 miliar, sedangkan
menurut Kementerian Keuangan Amerika Serikat, pemerintah hanya memiliki
uang kas sebesar US$ 73,7 miliar.
0 comments:
Post a Comment