Karyawan wanita terlibat konflik di kantor adalah hal yang wajar, banyak hal yang dapat menyebabkan hal tersebut. Kendala dan konflik kerap kali menghambat kemajuan karir. Hal tersebut dibuktikan dalam sebuah studi yang menyatakan, 6 dari 10 wanita memiliki konflik di kantor.
Konflik dan dilematika kantor kerap menjadi 'makanan sehari-hari'. Rekan kerja yang menyulitkan, bos yang tidak bisa diajak berdiskusi atau target yang belum tercapai menjadi problematika tersendiri dalam pekerjaan.
"Dinamika kerja dengan atasan, rekan kerja dan bawahan masing-masing punya potensi konflik. Apabila tidak dikelola dengan baik, dinamika ini bisa menjelma menjadi politik kantor yang meresahkan," tutur Rene Suhardono, seorang career coach.
Menghadapi problema kantor yang ada, dapat menguras energi yang besar. Akibatnya waktu kerja akan habis hanya untuk menghadapi konflik berkepanjangan.
"Secara umum 75 persen energi dan waktu akan dihabiskan untuk menghadapi konflik kantor dengan atasan maupun bawahan. Sementara energi yang dikeluarkan akibat politik kantor sama dengan energi yang dikeluarkan untuk memulai usaha baru," tambah Rene.
Fakta tersebut dibenarkan oleh Psikolog Ratih Ibrahim yang menambahkan bahwa sebagian besar wanita menghadapi konflik di kantor. Menurut Ratih, berdasarkan temuan lembaga psikologi, 6 dari 10 wanita mempunyai masalah di tempat kerja.
"Hal ini disebabkan ruang lingkup wanita sangat kompleks yang menuntut mereka untuk menjalani perannya dengan sebaik-baiknya. Sedangkan setiap kali berinteraksi dengan orang lain, potensi konflik pasti ada," tutur psikolog cantik itu.
Lalu bagaimana agar bisa melewati konflik di lingkup pekerjaan? Menurut Rene, modal utama untuk bisa melalui konflik adalah kepercayaan diri.
"Nomor satu adalah confidence. Percaya diri itu sendiri bisa diterjemahkan dalam tiga hal. Pertama, 'be the first', kalo bisa dateng duluan pasti confidence meningkat. Kedua, 'be the best' tunjukkan kemampuan terbaik yang dimiliki. Yang ketiga, 'be different', semua orang berbeda dan nggak ada alasan untuk tidak percaya diri. Se-simple itu sih," tutur Rene.
0 comments:
Post a Comment