Pada pandangan pertama, tampaknya perahu ini seperti berada di luar
angkasa dan para penumpangnya sementara mengambang di antara
bintang-bintang. Namun foto-foto yang luar biasa ini sebenarnya diambil
pada kedalaman 45 meter di bawah tanah, pada sebuah gua yang diterangi
oleh cacing bercahaya.
Gua kapur yang di Waitomo, Selandia Baru, merupakan rumah bagi ratusan ribu cacing bercahaya, yang menerangi gua seperti bintang-bintang berwarna biru
Gua kapur yang menakjubkan di Waitomo, Selandia Baru, ini merupakan rumah bagi ratusan ribu kumbang yang menerangi gua tersebut seperti bintang biru yang bercahaya terang.
Gua yang diperkirakan berusia 30 juta tahun ini ditemukan pada tahun 1940-an, dan sebelumnya dianggap hanya sebagai legenda kaum Maori. Namun sekarang para wisatawan dan pecinta alam dapat menjelajahi gua ini dengan perahu untuk mengagumi fenomena alam yang menakjubkan.
Wisatawan dibuat takjub saat melihat cacing bercahaya di gua Waitomo di Selandia Baru
Gua ini adalah tempat perkembangbiakan yang sempurna untuk cacing bercahaya, yang hanya dapat bertahan hidup di tempat yang sangat gelap dan lembab, di mana cahaya mereka dapat dilihat. Mereka juga membutuhkan langit-langit yang hampir horisontal, untuk menggantung jaring guna menangkap mangsa mereka, yakni lalat dan serangga kecil lainnya.
Menurut legenda Maori, Danau Te Anau, di dalam gua itu diciptakan oleh seorang istri yang tidak setia.
Dimana Te Horo, kepala suku Maori, menemukan sebuah mata air suci di daerah itu dan mengatakan kepada istrinya, dan menyuruhnya bersumpah untuk merahasiakannya. Namun, ketika Te Horo melakukan sebuah perjalanan, istrinya membawa kekasihnya ke mata air tersebut.
Menurut legenda suku Maori, Sungai Te Anau didalam gua ini tercipta karena seorang isteri yang tidak setia
Begitu wajah sang isteri tercermin pada air, mata air itu pun meledak, menenggelamkan desa dan membentuk Danau Te Anau.
Dan gua Te Anau serta Cacing bercahayanya hilang dalam legenda sampai seorang penjelajah asal Selandia Baru, Lawson Burrows, menemukan gua tersebut pada tahun 1948.
“Itu adalah pemandangan yang fantastis, seperti halaman dari buku fiksi, dan sebuah tempat yang aneh tapi sama sekali tidak menakutkan.” tutur Burrows.
Gua kapur yang di Waitomo, Selandia Baru, merupakan rumah bagi ratusan ribu cacing bercahaya, yang menerangi gua seperti bintang-bintang berwarna biru
Gua kapur yang menakjubkan di Waitomo, Selandia Baru, ini merupakan rumah bagi ratusan ribu kumbang yang menerangi gua tersebut seperti bintang biru yang bercahaya terang.
Gua yang diperkirakan berusia 30 juta tahun ini ditemukan pada tahun 1940-an, dan sebelumnya dianggap hanya sebagai legenda kaum Maori. Namun sekarang para wisatawan dan pecinta alam dapat menjelajahi gua ini dengan perahu untuk mengagumi fenomena alam yang menakjubkan.
Wisatawan dibuat takjub saat melihat cacing bercahaya di gua Waitomo di Selandia Baru
Gua ini adalah tempat perkembangbiakan yang sempurna untuk cacing bercahaya, yang hanya dapat bertahan hidup di tempat yang sangat gelap dan lembab, di mana cahaya mereka dapat dilihat. Mereka juga membutuhkan langit-langit yang hampir horisontal, untuk menggantung jaring guna menangkap mangsa mereka, yakni lalat dan serangga kecil lainnya.
Menurut legenda Maori, Danau Te Anau, di dalam gua itu diciptakan oleh seorang istri yang tidak setia.
Dimana Te Horo, kepala suku Maori, menemukan sebuah mata air suci di daerah itu dan mengatakan kepada istrinya, dan menyuruhnya bersumpah untuk merahasiakannya. Namun, ketika Te Horo melakukan sebuah perjalanan, istrinya membawa kekasihnya ke mata air tersebut.
Menurut legenda suku Maori, Sungai Te Anau didalam gua ini tercipta karena seorang isteri yang tidak setia
Begitu wajah sang isteri tercermin pada air, mata air itu pun meledak, menenggelamkan desa dan membentuk Danau Te Anau.
Dan gua Te Anau serta Cacing bercahayanya hilang dalam legenda sampai seorang penjelajah asal Selandia Baru, Lawson Burrows, menemukan gua tersebut pada tahun 1948.
“Itu adalah pemandangan yang fantastis, seperti halaman dari buku fiksi, dan sebuah tempat yang aneh tapi sama sekali tidak menakutkan.” tutur Burrows.
0 comments:
Post a Comment