Jadi ceritanya kamu sudah muak sama hidup kamu yang gitu-gitu aja. Kamu muak cuma bisa makan yang biasa-biasa aja 3 kali sehari, kamu muak karena mobil kamu cuma Avanza, kamu muak karena kalo mau beli HP harus nyicil, kamu muak karena kalo nonton bioskop harus di teater biasa, bukan yang premiere. Kamu pengen sesuatu yang lebih! Kamu pengen kaya cepet! Udah jelas pikiran pertama untuk jadi kaya mendadak cuma satu dong: jadi koruptor. Tapi kamu bingung gimana caranya. Tenang, disini kami akan mengajarkan caranya seperti dilansir laman malesbanget.
Karir Pembuka Jalan
Satu hal yang harus kamu inget kalo mau jadi koruptor: kalo kamu mau jadi koruptor handal, kamu harus memilih karir awal yang sesuai. Pilihan favorit sudah jelas bekerja di instansi pemerintahan, biarpun gak menutup kemungkinan juga di instansi lain. Tapi bagaimana jika kamu tidak memiliki pendidikan yang sesuai untuk bekerja di instansi pemerintahan? Tidak masalah. Kamu bisa memulai karir sebagai preman telebih dahulu. Preman memiliki kesempatan yang sama bagusnya untuk nantinya berkarir di pemerintahan, seperti misalnya di DPR. Nilai plus kalo kamu sudah jadi preman adalah kegiatan korupsi kamu nantinya akan jadi lebih mudah, karena kamu pasti sudah terbiasa malak orang-orang di daerah kamu.
Melobi Untuk Posisi
Dalam posisi yang rendah sekalipun sebenernya kamu bisa korupsi. Tapi masa kamu mau korupsi cuma Rp. 1 Milyar kalo sebenernya kamu bisa korupsi Rp. 100 Milyar? Gak mau dong? Tanggung banget! Oleh karena itu penting buat kamu untuk memiliki posisi yang bagus serta tepat guna untuk korupsi. Masalahnya, pasti akan ada banyak orang (yang pengen korupsi kayak kamu) yang menginginkan posisi itu. Trus gimana dong caranya? Di sinilah pentingnya melobi untuk posisi. Kamu harus mendekati orang-orang yang punya kuasa untuk menempatkan kamu di posisi tersebut dan menjanjikan mereka sejumlah upeti yang akan dibayarkan tiap bulan kalau kamu berhasil naik di posisi itu. Kalau tawaran kamu menarik, niscaya kamu akan sampai ke posisi itu.
Gaya Berbicara
Gaya berbicara ini menentukan prestasi kamu sebagai seorang koruptor sejati. Ada dua gaya bicara yang bisa menjadi acuan kamu:
1. Gaya To The Point dan Brengsek
Gaya ini tidak mengenal basa-basi dan langsung saja ke apa yang ingin kamu katakan. Hal ini bisa membuat lawan bicara kamu terkejut, tapi mungkin buat yang sudah biasa jadi lebih enak.
Contoh:
Gaya mengayomi adalah sebuah gaya dimana kamu seolah-olah baik hati dan mengerti perasaan lawan bicara kamu, tapi kemudian secara mendadak kamu menikung untuk menuju ke arah pembicaraan kamu.
Contoh:
Memilih proyek untuk dikorupsi ini gampang-gampang susah. Pada dasarnya kamu harus memilih proyek yang nilainya besar, layak dikorupsi, namun sekaligus tidak mencurigakan. Kalo kamu tidak hati-hati bisa-bisa kamu ditangkap KPK loh. Kamu gak mau kan kegiatan korupsi kamu terganggu. Pilihlah proyek-proyek yang sifatnya teknis dan nilainya agak membingungkan untuk orang awam, misalnya proyek membangun website. Orang awam pasti gak tau dong harga website berapa? Bilang aja 9 milyar. Padahal kamu cuma ngasih developernya 50 juta, trus sisanya balik ke kamu deh. Rp. 8,950,000,000? Lumayan lah.
Jangan Lupa Untuk Berbagi
Ini sungguh penting. Kamu harus membuat semua orang bahagia (baca: ikut korupsi) supaya mereka gak ngelaporin kamu. Selain itu, kalo nanti misalkan ada masalah, nantinya kamu bisa menjadikan orang-orang yang kamu bayar ini sebagai kambing hitam. Seru kan? Salah sendiri mereka terima bayaran kamu.
Udah sih kayaknya itu aja. Harusnya kamu udah siap jadi koruptor. Jangan lupa berbagi pengalaman kalo udah berhasil korupsi ya.
Karir Pembuka Jalan
Satu hal yang harus kamu inget kalo mau jadi koruptor: kalo kamu mau jadi koruptor handal, kamu harus memilih karir awal yang sesuai. Pilihan favorit sudah jelas bekerja di instansi pemerintahan, biarpun gak menutup kemungkinan juga di instansi lain. Tapi bagaimana jika kamu tidak memiliki pendidikan yang sesuai untuk bekerja di instansi pemerintahan? Tidak masalah. Kamu bisa memulai karir sebagai preman telebih dahulu. Preman memiliki kesempatan yang sama bagusnya untuk nantinya berkarir di pemerintahan, seperti misalnya di DPR. Nilai plus kalo kamu sudah jadi preman adalah kegiatan korupsi kamu nantinya akan jadi lebih mudah, karena kamu pasti sudah terbiasa malak orang-orang di daerah kamu.
Melobi Untuk Posisi
Dalam posisi yang rendah sekalipun sebenernya kamu bisa korupsi. Tapi masa kamu mau korupsi cuma Rp. 1 Milyar kalo sebenernya kamu bisa korupsi Rp. 100 Milyar? Gak mau dong? Tanggung banget! Oleh karena itu penting buat kamu untuk memiliki posisi yang bagus serta tepat guna untuk korupsi. Masalahnya, pasti akan ada banyak orang (yang pengen korupsi kayak kamu) yang menginginkan posisi itu. Trus gimana dong caranya? Di sinilah pentingnya melobi untuk posisi. Kamu harus mendekati orang-orang yang punya kuasa untuk menempatkan kamu di posisi tersebut dan menjanjikan mereka sejumlah upeti yang akan dibayarkan tiap bulan kalau kamu berhasil naik di posisi itu. Kalau tawaran kamu menarik, niscaya kamu akan sampai ke posisi itu.
Gaya Berbicara
Gaya berbicara ini menentukan prestasi kamu sebagai seorang koruptor sejati. Ada dua gaya bicara yang bisa menjadi acuan kamu:
1. Gaya To The Point dan Brengsek
Gaya ini tidak mengenal basa-basi dan langsung saja ke apa yang ingin kamu katakan. Hal ini bisa membuat lawan bicara kamu terkejut, tapi mungkin buat yang sudah biasa jadi lebih enak.
Contoh:
Kontraktor: Jadi totalnya itu sekitar Rp. 400 juta pak.2. Gaya Mengayomi
Kamu : Trus saya dapet berapa?
Kontraktor: Maksudnya gimana pak?
Kamu : Ya saya dapet brapa? Kalo saya gak dapet ngapain saya lolosin kamu?
Gaya mengayomi adalah sebuah gaya dimana kamu seolah-olah baik hati dan mengerti perasaan lawan bicara kamu, tapi kemudian secara mendadak kamu menikung untuk menuju ke arah pembicaraan kamu.
Contoh:
Kontraktor: Jadi totalnya sekitar 400 juta pak.Memilih Proyek Untuk Dikorupsi
Kamu: OK, gini ya dek. Saya bisa bantu kamu supaya ini project goal.
Kontraktor: Oh gitu pak? Waduh jadi ngerepotin ini.
Kamu: Oh ngga, ngga masalah. Tapi gimana supaya kita sama-sama enak ya? Gini aja mungkin. Kamu tulis quotationnya jadi 5 milyar. Tapi nanti kamu balikin ke saya 4,5 milyar. Gimana?
Memilih proyek untuk dikorupsi ini gampang-gampang susah. Pada dasarnya kamu harus memilih proyek yang nilainya besar, layak dikorupsi, namun sekaligus tidak mencurigakan. Kalo kamu tidak hati-hati bisa-bisa kamu ditangkap KPK loh. Kamu gak mau kan kegiatan korupsi kamu terganggu. Pilihlah proyek-proyek yang sifatnya teknis dan nilainya agak membingungkan untuk orang awam, misalnya proyek membangun website. Orang awam pasti gak tau dong harga website berapa? Bilang aja 9 milyar. Padahal kamu cuma ngasih developernya 50 juta, trus sisanya balik ke kamu deh. Rp. 8,950,000,000? Lumayan lah.
Jangan Lupa Untuk Berbagi
Ini sungguh penting. Kamu harus membuat semua orang bahagia (baca: ikut korupsi) supaya mereka gak ngelaporin kamu. Selain itu, kalo nanti misalkan ada masalah, nantinya kamu bisa menjadikan orang-orang yang kamu bayar ini sebagai kambing hitam. Seru kan? Salah sendiri mereka terima bayaran kamu.
Udah sih kayaknya itu aja. Harusnya kamu udah siap jadi koruptor. Jangan lupa berbagi pengalaman kalo udah berhasil korupsi ya.
0 comments:
Post a Comment