Thursday, January 6, 2011

Menguak Kabar Miring Tentang Imam Ghazali[IMAM GHAZALI BUKAN AHLI JIMAT! Bantahan Buat Dukun Ahmaq (wongalusaceh])

Tulisan ini saya kaji dan saya cari rujukannya dari penjelasan dan penjabaran para ulama yang akan membersihkan nama Imam Ghazali dari tangan-tangan kotor seperti Dukun Ahmaq yang secara membabi buta meyakini bahwa Imam Ghazali mengajarkan rahasia buat jimat, ilmu sihir dan berbagai macam ilmu ghoib lainnya.
Imam Ghazali adalah salah satu aulia Allah yang ilmunya diakui oleh para ulama, walaupun beliau seorang ulama namun beliau tidaklah lepas dari kesalahan dan cela sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu taimiyah. Ibnu Taimiyah berkata “ al-Ghazali sekalipun cerdas ketika mendalami ilmu kalam dan falsafah, lalu dia terjun ke jalan zuhud, riyadhah, dan tasawwuf, justru tambah bingung dan tidak bisa memutuskan sesuatu, kemudian beliau menggunakan jalan kas yaf sebagai alasan terakhir dan itu hanya kilah belaka. Setelah itu beliau kembali ke jalan ahli hadits dan mengarang kitab Iljamul Awwam’an ‘ilmi kalam. ( Majmu Fatawa ibnil Taimiyah 63/4)

Muhammad al-Amin bin Muhammad bin al-Mukhtar al-jikuni al-Syinqithi berkata, “Bukan satu orang menyebutkan bahwa Imam Ghazali di akhir hayatnya bertaubat dan kembali membaca kitabullah dan menghafal beberapa hadits yang shahih dan mengakui bahwa kebenaran adalah apa yang terdapat dalam kitabullah dan sunnah rasul-Nya.
Sebagian ulama juga menyebutkan bahwa ketika Imam al-Ghazali meninggal dunia, diatas dadanya terdapat kitab shahih al-bukhari.
Fakhrur Razi yang dikenal sebagai tokoh falsafah itu pun menyatakan tobat diakhir hayatnya dan megakui bahwa jalan yang paling tepat adalah mengikuti al-Qur’an dalam memahami sifat-sifat Allah, beliau berkata : “ Sungguh aku telah mencoba beberapa teori ilmu kalam aturan falsafah. Aku tidak menjumpai hal yang bisa  menyegarkan orang yang haus atau menyembuhkan orang sakit. Sungguh aku tahu jalan terdekat adalah jalan al-Qur’an” ( adhwa-ul bayan juz 7 hal 296)
Ustadz Abdul Qadir Attamimi membuktikan bukti kitab al-Munqidz Minad Dholal yang didalam kitab tersebut menjelaskan bahwa Imam Ghazali anti perukunan, juga anti jimat. Keterangannya sebagai berikut : “ Aneh sekali orang  yang percaya dengan hal tersebut ( wifiq dan angka), lalu tidak  percaya bahwa ketentuan shalat subuh dengan dua rakaat. Dzuhur dengan 4 rakaat, maghrib dengan 3 rakaat dan isya dengan 4 rakat yang seluruhnya punya khasiat yang tidak dietahui menurut pandangan ilmu hikmah kecuali Allah.
Lalu Ustadz Abdul Qadir Attamimi menegaskan telah beredar buku al-aufaq (yang terjemahannya berjudul Kumpulan Ilmu Ghaib ) yang dinyatakan dan disandarkan, dinisbatkan atau dituduhkan sebagai karangan / tulisan Imam Ghazali.
Memang tidak bisa  dipungkiri Abu hamid ini pernah terjerumus dalam paham tasawwuf dalam tingkat yang mendalam. Meski begitu tidak boleh percaya begitu saja bahwa buku-buku tersebut betul-betul tulisan beliau. Sebab banyak pihak yang menyandarkan atau menisbatkan sesuatu pada orang lain.
Seperti Kitab ar-Rahmah fi ath-Thibb wa al-Hikmah . Buku ini dinisbahkan kepada Imam Jalaluddin as-Suyuthi dan telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul “Pengobatan dan Hikmah” diterbitkan oleh Penerbit Cendekia, Jakarta. Syaikh Ibrahim Muhammad Jamal – seorang ulama Mesir dalam bukunya yang berjudul As-Sihr: Dirasah fi Zhilal al-Qashash al-Qur’ani wa as-Sirah an-Nabawiyah menyatakan bahwa kitab ini tidak benar merupakan tulisan atau karya Imam as-Suyuthi. Selanjutnya tulis beliau, kitab ini karangan As-Subairi al-Muqri, akan tetapi khattat (penulis khat) dari Penerbit Al-Bab al-Halabi, Mesir menuliskan pengarang buku ini secara keliru. Sama halnya dengan buku Al-Aufaaq yang dikenal sebagai karya Imam al-Ghazali, rasanya perlu dicek ulang apakah ini benar sebagai karya ulama atau jangan-jangan salah tulis seperti kitab ar-Rahmah itu.
Dalam kasus Imam Ghazali, lebih berhati-hati dalah sikap yang terbaik, karena menyangkut nama orang, sebuah dosa kalau ikut menyebarkan sesuatu yang tidak semestinya bisa disandarkan atau dinisbatkan pada orang  lain. Kecuali ada bukti dan catatan akurat bahwa karya tersebut secara meyakinkan memang tulisan beliau. Semoga Allah Ta’ala mengampuni kita dan Imam Ghazali.
Abdurrahman badawi mengumpulkan karya-karya Imam Ghazali dan mengumpulkan/mengelompokkan menjadi beberapa bagian tentang kitab-kitab karya Imam Ghazali sebagai berikut :

  1. 72 kitab yang pasti karya imam Ghazali
  2. 22 buah kitab yang masih diragukan sebagai karya Imam Ghazali
  3. 31 kitab yang lebih layak bukan karya Imam Ghazali kebanyakan kitab jimat, sihir dan ilmu hitam dan kitab Al-Aufaq ini dimasukkan dalam kitab-kitab bukan karya Imam Ghazali.
  4. 96 buah kitab kecil yang diambil dari kitab-kitab karya Imam Ghazali, lalu dijadikan itab-kitab tersendiri
  5. 48 buah kitab plagiat/jiplakan dari kitab-kitab  karya Imam Ghazali
  6. 106 buah kitab yang masih tidak diketahui identitasnya  atau karakternya
  7. 76 buah manuskrip yang disandarkan/dinisbatkan kepada Imam Ghazali
Dalam Kitab Al-Aufaq yang dinisbahkan pada Imam Ghazali menjelaskan tekhnik ilmu hitam dengan mencampuradukkan ayat suci Al_Qur’an untuk menyantet/menyakiti seseorang secara ghoib. Kitab al-Aufaq telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul kitab “Kumpulan Ilmu Ghaib” Penerbit Mahkota Surabaya yang dialih bahasakan oleh Ustadz Masrab dan Suhaemi. Ustadz Masrab dan Suhaemi mengatakan dalam kata pengantarnya bahwa mereka menterjemahkan kitab Al Aufaq buah karya Imam Ghazali. Namun jika kita lihat isi dari buku  tersebut sangat jauh dari kesan buah karya Imam Ghazali. Sebab isi dalam buku tersebut adalah kumpulan tekhnik dan tata cara untuk menyihir dan menyakiti orang lain. Pada kesempatan ini saya akan membahas dan membongkar beberapa contoh “kebusukan” isi buku tersebut (jika akan dibahas semua niscaya akan membutuhkan berjilid-jilid buku).
Pada buku “Kumpulan Ilmu Ghaib” tersebut dijelaskan cara untuk menyihir agar seorang wanita tidak bisa menikah yang celakanya menyebut Allahuma..… . Dibawah ini Azimat yang ditulis dan ditaman dirumah wanita tersebut yang akan berakibat wanita tersebut tidak akan kawin selama-lamanya[1].
Inilah azimat yang ditulis (tidak saya tuliskan semuanya):

Ada juga cara menyihir atau menyantet seseorang yang jadi musuhnya hingga berakibat terganggu atau rusak alat fitalnya (dzakar atau farjinya). Dengan cara menulis azimat dibawah ini pada kulit burung hud-hud atau pakaian orang penakut lantas ditanam di bawah rumah (pintu rumah) musuh seraya membaca surat Humazah[2]. Bayangkan seorang Imam Ghazali tidak mungkin menggunakan ayat-ayat Allah untuk menyihir alat fital seseorang.
Inilah Azimat yang ditulis :

Selain itu dalam buku tersebut juga dijelaskan cara meminta bantuan setan untuk mengganggu seseorang hingga dikuasai setan. Yaitu dengan cara menuliskan wifik dibawah ini pada gambar manusia (boneka) yang terbuat dari lilin lantas pada hari jum’at ditaman dihalaman rumah seseorang yang dibenci[3].
Inilah azimat yang ditulis :

Dijelaskan juga cara untuk menyihir atau menyantet seseorang yang dimusuhi hingga akan mati tanpa sebab sebelumnya. Dengan cara azimat dibawah ini ditulis pada tulang burung unta berikut namanya dan nama ibunya lantas dibakar[4].
Inilah azimat yang ditulis :

Ada juga sihir yang cukup menjijikkan untuk dilakukan yaitu sihir untuk mengeluarkan darah (kemaluan) seorang wanita dan membuat wanita tersebut memukuli dirinya sendiri. Dengan cara azimat dibawah ini ditulis pada telapak tangan lantas ditunjukkan kepada wanita, maka tidak lama kemudian setelah melihat tulisan tersebut maka darahnya akan keluar dan segera memukul dirinya sendiri[5].
Inilah azimat yang ditulis :

Termasuk Syirik Akbar jika kita meminta bantuan pada setan ketika tertimpa musibah. Pada buku “Kumpulan Ilmu Ghaib” (yang dikatakan penterjemahnya telah diterjemahkan dari kitab Al-Aufaq buah karya Imam Ghazali) telah mengajarkan memanggil nama makhluk halus, ketika dalam keadaan bahaya atau dalam keadaan sangat memerlukan petolongan sedang disekitar tempat tersebut tidak ada orang yang menolongnya, dengan memanggil nama[6]:
Yaaa Syufaikhutaan…..

Perhatikanlah, bagaimana Imam Ghazali gadungan berani mengajarkan wirid syirik itu kepada. Kita disuruh minta bantuan kepada selain Allah. Yaitu memohon pertolongan kepada sosok khadam (pembantu) yang diyakini sebagai penunggu Asma tersebut atau langsung menyebut nama sesosok makhluk halus. Siapakah khadam yang dimaksud kalau bukan jin atau syetan?. Karena malaikat tidak mungkin dijadikan khadam oleh manusia. Karena malaikat hanya tunduk kepada Allah, bukan kepada-manusia. Semua malaikat adalah prajurit Allah, bukan prajurit manusia. (Lihat QS. Maryam: 64 dan at-Tahrim: 6).
Ada sebuah kisah menarik tentang Imam ash-Shan’ani (w 1182H), yaitu beliau tertimpa sakit perut (mencret) yang menguras isi perut beliau .Keluarga beliau mencarikan obat tetapi tidak berguna sedikitpun.
Kemudian dibawakan 2 buah buku kepada beliau ,yaitu Al-Insan Al Kamil karya Al Jili , dan al-Madhnun Bihi ‘Ala Ahlihi karya Al-Ghazali, yang beliau pernah berkomentar :”Aku tidak menganggapnya sebagai karya beliau. Buku ini hanyalah dinisbatkan secara dusta (pada Al Jaili dan Al-Ghazali).”
Kemudian imam Ash-Shan’ani berkata : “Kemudian aku menelaah buku tersebut, maka aku temukan buku tersebut berisi KEKUFURAN yang nyata, maka aku perintahkan supaya kedua buku itu DIBAKAR dengan api dan apinya digunakan untuk membuat roti untukku.”Kemudian beliau makan roti dengan niat sebagai obat, setelah itu beliau tidaklah merasa sakit.

Jika Dukun Ahmaq (wongalusaceh) masih ngeyel bertahan menganggap Al-Aufaq (yang berisi rahasia / rumus buat jimat dan sihir) adalah karya Imam Ghazali dikarenakan saya mengambil rujukan dari para ulama wahabi yang berakidah ahlussunah waljama’ah,  maka mari kita lihat Fatwa Habib Mundzir yang menjelaskan kitab al-aufaq tidak dikenal beliau dan bukan karya Imam Ghazali. Semoga Dukun Ahmaq bisa bertaubat dan melemparkan semua kitab-kitab sihirnya ke dalam api. Jika tetap tidak mau bertaubat maka saya khawatir Dukun Ahmaq ini akan dilemparkan kedalam Api Neraka (kalimat “saya khawatir” bukan saya menganggap Dukun ini akan pasti akan masuk neraka , harap bijaksana dalam menilai)
Kitab Al-Aufaq karangan siapa ( lihat di http://www.majelisrasulullah.org/index.php/images/images/stories/multimedia/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=3891#3891 )
Assalammualaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh
Habib yang saya mulyakan,
Saya ingin menanyakan perihal mushonif dari kitab Al-Aufaq, dikitab tersebut tertulis mushonifnya adalah Muhammad Ghozali, apakah yang dimaksud itu adalah Imam Ghozali (Hujjatul Islam). Saya sedikit syak tentang pengarang kitab tersebut adalah benar² Imam Ghozali yang saya sebutkan diatas, sebab didalam kitab tersebut ada yang mengajarkan tentang tata cara dan syarat² untuk berbuat jahat kepada seseorang, misalnya cara untuk meneluh/menyantet orang. disana tertulis syarat untuk melakukan tersebut adalah dengan menggunakan darah dari pada anjing.
Mohon penjelasannya dari Habib. Mohon maaf bila ada perkataan yang tidak berkenan
Wassalam
Hartono – Mangga Besar XIII
JAWABAN HABIB MUNDZIR :
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Limpahan kebahagiaan semoga selalu tercurah pada anda dan keluarga,
saudaraku yg kumuliakan, Kitab Muhamad Ghazali banyak, dan saya belum pernah lihat atau membaca kitab Al Awfaq, namun kalau sekilas saya dengar dari anda maka mustahil kalau Muhamad Ghazali itu adalah Imam Ghazali, karena Al Muhaddits Hujjatul Islam Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazaliy Atthuushiy rahimahullah adalah seorang hujjatul Islam, yaitu telah hafal lebih dari 300 ribu hadits dengan sanad dan matan,  sebagaimana berkata Imam Alhafidh Ibn Hajar Al Atsqalaniy bahwa seorang ahli hadits barulah disebut Al Hafidh bila sudah hafal 100 ribu hadits dengan sanad dan hukum matannya, sedangkan satu hadits pendek yg panjangnya misalnya sebaris saja, maka kalau dengan sanad dan hukum matannya bisa jadi dua halaman, bagaimana dengan 100 ribu hadits dengan sanad dan matannya.,dan diatas Al hafidh ada derajat Alhujjah, yaitu Hujjatul islam yg sudah hafal 300 ribu hadits dengan sanad dan matannya, inilah Imam Ghazali rahimahullah yg mengarang kitab Ihya ulmuddin, yg menjadi rujukan bagi ratusan para hafidh dan Imam. maka mustahil kalau beliau mengarang kitab seperti yg anda sebutkan, demikian saudaraku yg kumuliakan.,wallahu a’lam

[1] “Kumpulan Ilmu Ghaib” Penerbit Mahkota Surabaya. Hal. 78
[2] “Kumpulan Ilmu Ghaib” Penerbit Mahkota Surabaya. Hal. 79-80
[3] “Kumpulan Ilmu Ghaib” Penerbit Mahkota Surabaya. Hal.80-81
[4] “Kumpulan Ilmu Ghaib” Penerbit Mahkota Surabaya. Hal.91
[5] “Kumpulan Ilmu Ghaib” Penerbit Mahkota Surabaya. Hal.137
[6] “Kumpulan Ilmu Ghaib” Penerbit Mahkota Surabaya. Hal. 98

1 comments:

  1. Oooo... berarti dulu/sebelum itu, Imam Ghozali tidak menggunakan Al Qur'an dan Sunnah sebagai dasar/pegangan jalan hidupnya ya...?

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...