Berbagai julukan yang ditujukan kepada remaja ternyata muncul oleh  karena kebiasaan-kebiasaan serta gaya idup yang dimiliki oleh remaja.  Ada yang menyatakan bahwa remaja adalah seperti serbet tetapi terlalu  kecil tetapi dikatakan taplak meja toh itu juga terlalu besar. Ada pula  yang mengatakan remaja adalah “orang yang paling terkenal plin-plan”.Remaja: 1. Mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin; 2. Muda (tt. Anak laki-laki dan perempuan); -putra (putri), gadis-, muda-mudi dewasa (mulai terbit rasa cinta birahi); masa waktu anak-anak muda mulai terbit rasa cinta birahi.
Menurut E.B. Hurlock seperti:
Puberty  is the period in the developmental span when the individual changes  from an asexual to a sexual being. The word puberty is derived from the  Latin word pubertas, meaning “ago of manhood” It is the time when the  individual becomes sexually mature and capable of producing of spring.  The term adolescence comes from the Latin word adolescere, meaning “to  grow” or “to grow to maturity”.
Alkitab:
Ingatlah  akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang  dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak ada kesenangan bagiku di  dalamnya!”. (Pengkhotbah 12:1).
Jangan  seorangpun menganggap engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang  percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam  kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. (I Timotius 4:12).
Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. (Mazmur 119:9).
Masa remaja dapat disebut masa adolesensi (bahasa latin: adolescere: tumbuh ke arah dewasa) atau juga disebut masa transisi baik biologis, psikologis, sosial, ekonomi dan kultus yaitu masa pertumbuhan manusia sekitar 12 tahun sampai 18 tahun.
Masa  ini masa penuh gejolak dan kegoncangan, timbul minat pada jenis kelamin  lain secara biologis dan mereka mampu mempunyai anak. Lebih bijaksana,  rumit, lebih pandai membuat keputusan dan secara hukum remaja sudah  boleh bekerja dan mempunyai hak untuk memberikan suaranya dalam sesuatu  pemilihan.
Masa remaja sering diidentikkan dengan masa transisi.  Pada masa-masa itulah seorang remaja sedang mencari identitas diri.  Untuk memperoleh identitasnya itu, seorang remaja perlu membangun jati  dirinya. Dan jati diri itu muncul karena dilandasi sistem nilai yang ada  pada agama, adat istiadat, pendidikan, keluarga, dan ikatan berbangsa.  Seseorang yang berhasil menemukan jati dirinya akan memiliki harga diri.  Penemuan jati diri ini juga tidak terlepas dari kenyataan bahwa remaja  sedang memasuki masa pertumbuhan dan perkembangan baik secara mental,  moral, sosial, intelektual, fisik dan kerohanian
Pada masa transisi itu, persoalan yang paling menonjol dari para ABG  adalah kebutuhan mereka akan rasa aman, pengakuan (dihormati), rasa  memiliki, serta aktualisasi diri seperti yang dinyatakan oleh Abraham  Maslow dalam tingkatan kebutuhan manusia yang mendasar.  Kebutuhan-kebutuhan itu secara simultan bisa mereka dapatkan dari  lingkungan, rumah, sekolah dan masyarakat sekitar. Jika salah satu  faktor ini ada yang salah, akibatnya akan mempengaruhi keutuhan proses  pembentukan kepribadian mereka.
Remaja  sebagai generasi muda pada masa kini mempunyai peranan yang sangat  besar dalam perkembangan masyarakat Indonesia karena mereka adalah  generasi penerus dari para pemimpin-pemimpin bangsa yang akan menangani  pertumbuhan dan perkembangan segala aspek kehidupan manusia baik  pribadi, keluarga bermasyarakat maupun bernegara. Di pundak mereka, masa  depan dan cita-cita bangsa ini dipertaruhkan. Mereka dididik agar  mengenal bangku sekolah, tahu sopan santun, bermoral, beragama, peduli  lingkungan, peduli masa depan, dan segudang nilai-nilai positif lain
Pada  masa perjuangan kemerdekaan dan pada masa Orde Baru perkembangan remaja  tidak sama seperti pada masa Post Modern yang terkenal dengan Masa  “Reformasi Total” dimana penjajakan ke  arah pasar bebas telah dirintis. Pada masa itu, kehidupan remaja  dibatasi oleh perjuangan meraih kemerdekaan, membangun negara dalam  berbagai bidang serta nilai adat istiadat dan kebudayaan kemasyarakatan  yang masih kental yang membentuk mental, moral dan kepribadian remaja  sehingga saat itu mereka terkondisi untuk beradaptasi dengan lingkungan  yang membuat mereka cepat dewasa ke arah yang positif.
Berbeda  dengan sekarang, dengan adanya pembangunan di segala bidang dan dengan  meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan  kesehatan telah memungkinkan peningkatan jumlah remaja secara drastis  dalam grafiknya. Tahun 1980 dari seluruh penduduk Indonesia ada 60,1%  penduduk Indonesia yang berumur 24 tahun ke bawah.
Keadaan  ini dibarengi dengan masalah sosial yang terjadi di masyarakat yang  terus menerus memacu daya saing untuk memperoleh dan menikmati  kesejahteraan. Sedikit demi sedikit terjadi ketidakseimbangan dalam  kehidupan. Dan dengan kepesatan perkembangan ilmu pengetahuan serta  pengasimilasian budaya barat yang terjadi tanpa filter yang baik, telah  membuat banyak remaja tidak dapat mengejar perubahan itu.
Para  remaja hidup dalam dunia yang berubah cepat. Perubahan ini disebabkan  oleh banyak faktor, secara khusus arus globalisasi dunia informasi.  Perubahan tersebut selalu membuat dampak perubahan pola hidup manusia.  Pola hidup baru begitu cepat meng ‘akses’ dalam hidup manusia dengan  menggeser pola hidup lama. Jika pola hidup itu negatif maka untuk  mempertahankan pola hidup yang lama menjadi kesulitan. Sedangkan untuk  membentuk satu pola hidup yang teruji perlu waktu yang lama. Hal inilah  penyebab ketertinggalan pola hidup terhadap perubahan zaman. Perubahan  tersebut tidak mengimbangi perubahan yang dialami oleh pribadi remaja.  Sehingga menyebabkan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi baik positif  maupun negatif.
Melihat perkembangan  psikologi remaja yang dianggap ‘baru’ oleh remaja itu sendiri, dapat  dikatakan bahwa para remaja membutuhkan pertolongan. Mereka bertumbuh   berkembang dan membutuhkan banyak sekali masukan, informasi juga  fakta-fakta yang dapat mereka pakai sebagai landasan mereka untuk  berpijak, bersikap, menciptakan dan memiliki prinsip hidup yang baru dan  mengambil keputusan.
Keberadaan kita  di sekitar para remaja sangat diperlukan untuk memberi dampak positif  yang sifatnya konstruktif dan edukatif. Serta perlu terus diingat bahwa  kebutuhan spiritual secara khusus pengenalan mereka akan  kebenaran-kebenaran firman Tuhan sangat mutlak diperlukan, marilah  jadilah garam dan terang di tengah-tengah para remaja.






bagus banget artikel remaja nya,.,.,
ReplyDeletesyukurlah kalau gtu...
ReplyDelete