Tuesday, October 26, 2010

Aku Seorang Remaja

CA000959Berbagai julukan yang ditujukan kepada remaja ternyata muncul oleh karena kebiasaan-kebiasaan serta gaya idup yang dimiliki oleh remaja. Ada yang menyatakan bahwa remaja adalah seperti serbet tetapi terlalu kecil tetapi dikatakan taplak meja toh itu juga terlalu besar. Ada pula yang mengatakan remaja adalah “orang yang paling terkenal plin-plan”.
Remaja: 1. Mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin; 2. Muda (tt. Anak laki-laki dan perempuan); -putra (putri), gadis-, muda-mudi dewasa (mulai terbit rasa cinta birahi); masa waktu anak-anak muda mulai terbit rasa cinta birahi.
Menurut E.B. Hurlock seperti:
Puberty is the period in the developmental span when the individual changes from an asexual to a sexual being. The word puberty is derived from the Latin word pubertas, meaning “ago of manhood” It is the time when the individual becomes sexually mature and capable of producing of spring. The term adolescence comes from the Latin word adolescere, meaning “to grow” or “to grow to maturity”.
Alkitab:
Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!”. (Pengkhotbah 12:1).
Jangan seorangpun menganggap engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. (I Timotius 4:12).
Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. (Mazmur 119:9).
Masa remaja dapat disebut masa adolesensi (bahasa latin: adolescere: tumbuh ke arah dewasa) atau juga disebut masa transisi baik biologis, psikologis, sosial, ekonomi dan kultus yaitu masa pertumbuhan manusia sekitar 12 tahun sampai 18 tahun.
Masa ini masa penuh gejolak dan kegoncangan, timbul minat pada jenis kelamin lain secara biologis dan mereka mampu mempunyai anak. Lebih bijaksana, rumit, lebih pandai membuat keputusan dan secara hukum remaja sudah boleh bekerja dan mempunyai hak untuk memberikan suaranya dalam sesuatu pemilihan.
Masa remaja sering diidentikkan dengan masa transisi. Pada masa-masa itulah seorang remaja sedang mencari identitas diri. Untuk memperoleh identitasnya itu, seorang remaja perlu membangun jati dirinya. Dan jati diri itu muncul karena dilandasi sistem nilai yang ada pada agama, adat istiadat, pendidikan, keluarga, dan ikatan berbangsa. Seseorang yang berhasil menemukan jati dirinya akan memiliki harga diri. Penemuan jati diri ini juga tidak terlepas dari kenyataan bahwa remaja sedang memasuki masa pertumbuhan dan perkembangan baik secara mental, moral, sosial, intelektual, fisik dan kerohanian
Pada masa transisi itu, persoalan yang paling menonjol dari para ABG adalah kebutuhan mereka akan rasa aman, pengakuan (dihormati), rasa memiliki, serta aktualisasi diri seperti yang dinyatakan oleh Abraham Maslow dalam tingkatan kebutuhan manusia yang mendasar. Kebutuhan-kebutuhan itu secara simultan bisa mereka dapatkan dari lingkungan, rumah, sekolah dan masyarakat sekitar. Jika salah satu faktor ini ada yang salah, akibatnya akan mempengaruhi keutuhan proses pembentukan kepribadian mereka.
Remaja sebagai generasi muda pada masa kini mempunyai peranan yang sangat besar dalam perkembangan masyarakat Indonesia karena mereka adalah generasi penerus dari para pemimpin-pemimpin bangsa yang akan menangani pertumbuhan dan perkembangan segala aspek kehidupan manusia baik pribadi, keluarga bermasyarakat maupun bernegara. Di pundak mereka, masa depan dan cita-cita bangsa ini dipertaruhkan. Mereka dididik agar mengenal bangku sekolah, tahu sopan santun, bermoral, beragama, peduli lingkungan, peduli masa depan, dan segudang nilai-nilai positif lain
Pada masa perjuangan kemerdekaan dan pada masa Orde Baru perkembangan remaja tidak sama seperti pada masa Post Modern yang terkenal dengan Masa “Reformasi Total” dimana penjajakan ke arah pasar bebas telah dirintis. Pada masa itu, kehidupan remaja dibatasi oleh perjuangan meraih kemerdekaan, membangun negara dalam berbagai bidang serta nilai adat istiadat dan kebudayaan kemasyarakatan yang masih kental yang membentuk mental, moral dan kepribadian remaja sehingga saat itu mereka terkondisi untuk beradaptasi dengan lingkungan yang membuat mereka cepat dewasa ke arah yang positif.
Berbeda dengan sekarang, dengan adanya pembangunan di segala bidang dan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan kesehatan telah memungkinkan peningkatan jumlah remaja secara drastis dalam grafiknya. Tahun 1980 dari seluruh penduduk Indonesia ada 60,1% penduduk Indonesia yang berumur 24 tahun ke bawah.
Keadaan ini dibarengi dengan masalah sosial yang terjadi di masyarakat yang terus menerus memacu daya saing untuk memperoleh dan menikmati kesejahteraan. Sedikit demi sedikit terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan. Dan dengan kepesatan perkembangan ilmu pengetahuan serta pengasimilasian budaya barat yang terjadi tanpa filter yang baik, telah membuat banyak remaja tidak dapat mengejar perubahan itu.
Para remaja hidup dalam dunia yang berubah cepat. Perubahan ini disebabkan oleh banyak faktor, secara khusus arus globalisasi dunia informasi. Perubahan tersebut selalu membuat dampak perubahan pola hidup manusia. Pola hidup baru begitu cepat meng ‘akses’ dalam hidup manusia dengan menggeser pola hidup lama. Jika pola hidup itu negatif maka untuk mempertahankan pola hidup yang lama menjadi kesulitan. Sedangkan untuk membentuk satu pola hidup yang teruji perlu waktu yang lama. Hal inilah penyebab ketertinggalan pola hidup terhadap perubahan zaman. Perubahan tersebut tidak mengimbangi perubahan yang dialami oleh pribadi remaja. Sehingga menyebabkan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi baik positif maupun negatif.
Melihat perkembangan psikologi remaja yang dianggap ‘baru’ oleh remaja itu sendiri, dapat dikatakan bahwa para remaja membutuhkan pertolongan. Mereka bertumbuh  berkembang dan membutuhkan banyak sekali masukan, informasi juga fakta-fakta yang dapat mereka pakai sebagai landasan mereka untuk berpijak, bersikap, menciptakan dan memiliki prinsip hidup yang baru dan mengambil keputusan.
Keberadaan kita di sekitar para remaja sangat diperlukan untuk memberi dampak positif yang sifatnya konstruktif dan edukatif. Serta perlu terus diingat bahwa kebutuhan spiritual secara khusus pengenalan mereka akan kebenaran-kebenaran firman Tuhan sangat mutlak diperlukan, marilah jadilah garam dan terang di tengah-tengah para remaja.

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...